jump to navigation

MIND READING: Kamu Sakit ? Agustus 14, 2009

Posted by Sonny Gunawan in NLP.
10 comments

eduPada suatu kesempatan kami yang terdiri dari: saya sendiri, istri, dan anak tunggal kami yang telah berumur delapan tahun sedang melakukan sebuah perjalanan. Anak kami yang senantiasa ceria dan selalu saja memiliki bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan obrolan, hari itu hanya duduk diam di bangku belakang.

Istri yang peka terhadap setiap perubahan yang terjadi, heran kenapa ini anak tidak seperti biasanya maka segera dia bertanya kepada anak kami tersebut:

Istri: ”Kamu Sakit Sayang?”
Anak: ”e … iya sakit, ngantuk dan malas”.
Saya menimpali: ”Mi, kalau bertanya sebaiknya tidak seperti itu”.
Istri: ”Lho memangnya kenapa ada yang salah?”
Saya: ”Tidak, bukan salah melainkan gunakan dan sebaiknya ganti dengan menggunakan kata-kata yang lebih Bermanfaat.”
Istri: ”Maksudnya ?”
Saya: ”Pada saat seorang anak dengan state tertentu, kemudian mendapat pertanyaan: apakah dirinya sakit, maka kecenderungan jawaban yang diberikan adalah ”iya saya sakit” walaupun sebenarnya anak tersebut tidak benar-benar sakit hanya ngantuk atau malas dan kecapean.
Istri: ”Kenapa bisa begitu?”
Saya: ”Pada saat anak-anak menerima pertanyaan semacam itu, secara otomatis pikirannya segera berusaha mencari dalam model dunianya yang masih sempit dan terbatas terhadap pengalaman kata sakit, menelusuri neuron-neuron yang berkaitan dengan kata sakit dalam otaknya dan segera sang anak menjawab bahwa dirinya sakit, karena menurut pengalaman sang anak yang disebut dengan sakit adalah: perasaan lemah, lesu dan tidak bersemangat. Sehingga ujung-ujungnya, anak yang tadinya hanya mengantuk dan kecapaian bisa saja menjadi benar-benar sakit karena fisiologis-nya akan segera menyesuaikan dengan apa yang ada dalam pikiran anak tersebut yang secara tidak langsung, tanpa disadari telah disugestikan oleh orang tuanya sendiri”.
Istri: ”Jadi kata-kata bermanfaat seperti apa yang dapat kita gunakan untuk maksud tersebut?”
Saya: ”Sebaiknya gunakanlah kata-kata yang memang menyatakan apa yang sebenarnya kita inginkan agar terjadi, misalnya dalam konteks obrolan ini kita dapat mengatakan: ”Sayang kamu OK dan baik-baik saja khan?”.
Istri: ”Kalau ternyata dia memang sakit, gimana ?”
Saya: ”Percayalah anak akan merespon dan mengatakan kalau dirinya sakit, karena saat seorang anak ditanya sesuatu yang tidak dia alami dan rasakan saat itu serta tidak menemukan jawaban di level concious maka anak akan mencari jawaban melalui pengalaman yang berada dalam level unconcious.

Intinya adalah bahwa setiap KATA-KATA yang keluar melalui mulut kita harus MEMILIKI MAKNA dan MENGANDUNG TUJUAN terhadap respon yang kita ingin dapatkan dari rekan bicara kita.